Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Photobucket

Labels

10 April 2012

[Tugas1] - Resume BI & TPI

KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
          
2 Cara Berkomunikasi :

Komunikasi secara verbal (media bahasa)



                






Komunikasi Non Verbal (media selain bahasa)



     







FUNGSI BAHASA
Bahasa berfungsi sebagai alat:
berkomunikasi
mengekspresikan diri
berintegrasi & beradaptasi sosial
kontrol sosial
Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi 5 :
Berdasar media Pengantarnya :
1. Ragam lisan
2. Ragam tulis
Berdasarkan situasi pemakaiannnya :
3. Ragam formal ( contoh : Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu )
4. Ragam semiformal ( contoh : Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak )
5. Ragam nonformal ( contoh : Gue, Ane, Lu, Neng, Situ )

Laras Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu.
Macam-macam laras bahasa:
Laras ilmiah
Laras sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
Laras jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)
Laras hukum
Laras kedokteran
dll.

Ciri Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah:
1. Menggunakan ragam formal
2. Menggunakan kalimat efektif, ciri-ciri:
      a. Bentuk gramatikal singkat
      b. Menghindari bentuk berlebihan
      c. Ada kesepadanan antara struktur gramatik dengan alur pikir
3. Menghindari makna ambigu (ganda)
4. Menggunakan kata/istilah yang bermakna lugas -> menghindari makna kias
5. Menghindari penonjolan persona untuk menjaga objektivitas isi tulisan
6. Ada keselarasan/keruntutan antar proposisi dan antar alinea

Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.

TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

Ejaan dan mengeja berbeda, ejaan yaitu Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa. Sedangkan mengeja merupakan kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.

Pemakaian Huruf

1. Abjad









2. Vokal



Diftong (gabungan dua vokal) --> ai, au, oi --> menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya. Contoh diftong :
bantai (bantay), kacau (kacaw), amboi (amboy)



3. Konsonan
Abjad selain huruf vokal (a, i , u , e, o )
Diagraf (gabungan konsonan) --> kh, ng, ny, sy
Contoh:
khusus, ngilu, anyam, syair
4. Pemenggalan
Pemenggalan kata dasar
Pemenggalan imbuhan
Pemenggalan kata gabungan
Pemenggalan khusus
5. Nama diri

Penulisan Kata

1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
5. Kata Depan di, ke, dari
6. Kata Sambung si, sang
7. Singkatan dan akronim
8. Angka & Lambang Bilangan

Tanda Baca :

1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (_) --> panjangnya dua kali tanda hubung
7. Tanda elipis (…)
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrop (‘)

Pilihan Kata / Diksi

Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
$0A
Unsur Kalimat

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (K)

Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994).
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna (Finoza, 2003)


1. SUBJEK
Subjek biasanya berisi Kata/frasa, klausa, frasa verbal.
Dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang) kepada PREDIKAT.
Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek
– Contoh:
-Di sini melayani resep obat generik.
-Bagi siswa sekolah dilarang masuk.

2. PREDIKAT
Predikat menyatakan :
- keadaan yang dilakukan oleh S
- Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
- Jumlah sesuatu yang dimiliki S
Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)

3. Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.

Ada dua macam objek, yaitu :
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
a. Penderita
Contoh :  Bimo mencoret-coret tembok.
b. Penerima
Contoh :  Bondil memakai baju Cimot.
c.  Tempat
Contoh  :  Muse datang ke Indonesia.
d.  Alat
Contoh : Terry melempar bola ke Torres.
e.  Hasil
Contoh :  Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
a. Penderita.
Contoh :  Kaka memberikan Bimbim drum baru.
b. Hasil.
Contoh :  Abdee membelikan orangtuanya rumah.

4.  PELENGK@P
Terletak di belakang predikat.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh :
Yanda memberikanku film bagus.
Ivanka menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
Mahkota itu bertahtakan mutiara.

5. KETERANGAN
• Hubungannya dengan predikat renggang.
• Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
• Terdiri dari beberapa jenis :
a. Keterangan Tempat
Slank akan konser di Singapore.
b. Keterangan Alat
Dalam drama itu, Nikita memukul Narji dengan panci.
c. Keterangan Waktu
Slank akan kembali ke Indonesia pukul 11 malam.
d. Keterangan Tujuan
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
e. Keterangan Cara
Mereka memperhatikan seminar dengan seksama.
f. Keterangan Penyerta
Yosa pergi bersama Vj.
g. Keterangan Similatif
Di matteo memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
h. Keterangan Sebab
Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.


POLA KALIMAT DASAR

1.  S-P
Ridhlo / tidur.

2. S-P-O
Drogba / makan / gorengan.

3. S-P-Pel
Cincinnya / bertahtakan / berlian.

4. S-P-K
Syahrini / konser / di Tokyo Dome.

5. S-P-O-Pel
Bondan / menamai / kura-kuranya / SiLumba.

6. S-P-O-Pel-K
Karyo / membuatkan / semua member /  nasi goreng/ setiap pagi

7. S-P-O-K
Saya / minum / susu strawberry / setiap hari.

Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara tepat.

• Ciri-ciri kalimat efektif:

(1) Kesepadanan/Kepadanan Struktur (kesatuan/koherensi)
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

b. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)

c.       Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
Ø  Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Ø  Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

d.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.


(2) Keparalelan/Kesejajaran Bentuk
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu yaitu “Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes”.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut “Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang”.

(3) Ketegasan/Penekanan Kata
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2.    Membuat urutan kata yang bertahap
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3.    Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4.    Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5.    Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Saudaralah yang bertanggung jawab.

(4) Kehematan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Ø  Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memiliki makna ganda, yaitu siapa yang tdrkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Ø  Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat tersebut seharusnya “Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri”.

(5) Kepaduan Gagasan,
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1.      Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Contoh kalimat tidak padu: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3.      Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

(6) Kelogisan Bahasa
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini.
a.       Waktu dan tempat kami persilakan.
b.      Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
c.       Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
d.      Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
Bapak Menteri kami persilakan.
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

(7) Kevariasian
Dapat dilakukan dengan cara-cara:
1. Kalimat aktif <---> Kalimat pasif
Pengubahan dengan cara:
�� Obyek kalimat aktif menjadi subyek pada kalimat pasif dan subyek pada kalimat aktif menjadi pelengkap pada kalimat pasif. Predikat diisi oleh verba berawalan (me N-)
�� Pelengkap pada kalimat pasif menjadi subyek pada kalimat aktif, dan subyek menjadi Obyek. Predikat diisi oleh verba berawalan (di-)

2. Stilistika
Stilistika yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.

3. Elips atau Pelesapan
Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti dengan bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat
4. Penggabungan
Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk
5. Permutasian
Permutasian yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna kalimat.
Fungsi sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi SPOPelK
Unsur Obyek tidak boleh dipisahkan dari unsur Predikat, sehingga P dan O dianggap satu faktorial.
6. Sinonim
Sinonim yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang mempunyai makna sama

7. Ekuatif
Variasi Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek dengan menambah kata adalah
8. Meletakkan kata modal
Kata modal untuk menyatakan kepastian: pasti, pernah, tentu, Dst
Kata modal untuk menyatakan keragu-raguan: barangkali, kira-kira, tampaknya, rasanya, mungkin, dst
9. Menggunakan Frasa
Menurut para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut.
�� Anak-anak yang kurang mendapat perhatian cenderung melakukan perbuatan yang tidak diinginkan.


Sumber :-  blog.stikom.edu/diah (materi BI & TPI
            -  Google.com

Yusuf Bachtiar
10.39010.0034

0 Komentar:

Posting Komentar